Thursday

Musium Probolinggo

 PROBOLINGGO - Rencana pendirian Museum dan Pusat Kebudayaan
Probolinggo di kota 
ini disambut baik oleh sejumlah seniman. Sebab, dengan begitu, semua kegiatan
budaya dan puncak-puncak kesenian yang dimiliki oleh Kota Probolinggo dapat
lestari dan menarik wisatawan.

Pendirian Museum dan Pusat Kebudayaan Probolinggo itu sekarang tengah dirintis
oleh Pemkot Probolinggo bekerja sama dengan lembaga bernama BIAS (British
Indonesia Artists' Society) yang ada di Bringhton, Inggris. Dijadwalkan, pada
2009 sudah mulai ada tahapan-tahapan untuk merealisasikannya.

Seniman lukis Kota Probolinggo Djoko Sudarto pun menyambut gembira rencana ini.
"Alhamdulillah. Dengan begitu semua seniman yang ada di kota bisa punya ruang
untuk mengadakan pameran atau kegiatan. Kalau ada museum dan pusat kebudayaan,
dapat memudahkan seniman-seniman muda yang cenderung malas mengurus
administrasi," ujarnya kemarin.

Tidak hanya itu, kata Joko, inovasi pendirian museum juga dapat memberikan
pengetahuan mengenai sejarah kota Probolinggo agar tidak ngambang lagi. "Karena
sejarah kota Probolinggo ini sudah hampir terlupakan. Bagi saya, memiliki
museum adalah hal yang positif," katanya.

Paling tidak, tambah dia, kota Probolinggo harus mempunyai gedung dan wadah
untuk kegiatan kelompok-kelompok para seniman. Sehingga di lokasi itulah semua
kebudayaan khas kota Probolinggo dipusatkan di museum tersebut.

Joko berharap, koleksi di museum seharusnya punya nilai budaya tinggi. Ia
mengharapkan, minimal ada arca yang sebelumnya dipasang di depan markas Kodim
0820 Probolinggo. "Dulu, pada tahun1974 disana ada reco-nya. Tetapi sekarang
sudah tidak ada, entah siapa yang mencuri," imbuhnya.

Terwujudnya museum dan pusat kebudayaan juga disebut-sebut Joko sebagai pemicu
semangat generasi mudah dalam berkiprah. Guna mendukung berdirinya museum,
pemerintah harus berkomitmen dan punya anggaran khusus.

"Nantinya pelaku seni yang ingin memakai gedung, semoga izinnya tidak
dipersulit. Biarlah seniman-seniman di sini bisa memanfaatkan modal kreasi di
kotanya sendiri daripada di kota lain. Soal lokasinya, saya setuju juga di
Panti Budaya (Jl Suroyo) karena di sana itu peninggalan Belanda," pungkas Joko.

Sementara itu, seniman tari dari sanggar Bayu Kencana Peni Priyono justru
mendorong agar pemkot proaktif dalam rencana pembuatan museum tersebut. "Untuk
sisi kebudayaan kota Probolinggo, museum sangat diperlukan. Kalau tidak ingin
ketinggalan, ya kita harus punya," jawabnya.

Bagi Peni, sekecil apapun kota ini, tetap harus punya tempat pusat kebudayaan.
"Jangan hanya dilihat dari segi ekonominya saja. Tetapi lebih menguntungkan
dari segi wisata, penelitian dan pembelajaran. Jadi, saya rasa ini hal yang
sangat penting memang. Toh, untuk perpustakaan umum sudah ada. Tinggal
museumnya," katanya kepada Radar Bromo.

Digambarkan olehnya, di dalam museum itu bakal menyimpan benda-benda adat
seperti busana dan senjata. Di musem tersebut juga sebagai tempat penelitian
dan lokasi pembelajaran sejarah masa lalu kota Probolinggo.

"Perlu diingat juga, museum tidak sekedar untuk menyimpan tetapi juga sebagai
tempat melestarikan budaya yang pernah ada di kota Probolinggo dan sekitarnya.
Atau bahkan budaya milik bangsa Indonesia," pungkasnya. (fa)

0 comments:

Post a Comment