Friday

MPS2

Morning On Panglima Sudirman Street atau MPS2 episode 4 tahun 2010, yang digelar minggu ini (07/11) di Kota Probolinggo bernuansa lain dari sebelumnya. Untuk menyambut hari pahlawan maka event kali ini lebih bernuansa kepahlawanan. Hal ini ditunjukkan dengan busana yang dikenakan oleh peserta MPS2, yaitu nuansa tempo doeloe.
Selain sajian kesenian tari kontemporer yang menggambarkan masa penjajahan dulu, juga dilaksanakan Launching Semipro tahun 2011. Kegiatan yang bertajuk dengan jiwa dan semangat kepahlwanan kita gelorakan etos kebersamaan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan.  
“Maksud kegiatan ini adalah untuk menggerakkan perekonomian Kota Probolinggo dengan tujuan memberikan kesempatan kepada pelaku usaha, dalam hal ini PKL dan UKM, untuk memasarkan produknya, selain itu juga untuk mengapresiasikan kreasi dan potensi pelaku seni” terang Wirasmo dalam sambutannya
 
Koordinator pelaksanaan MPS2 episode 4 dimotori oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Dispobpar) Kota Probolinggo. Jumlah peserta yang terdata sebanyak 141 peserta yang terdiri dari Perbankan, UKM, PKL, Industri, dan Sekolah.
 
Walikota Probolinggo, H.M. Buchori, memberikan informasi kepada masyarakat mengenai event yang berlangsung tahun 2011. MPS2 episode 1 tahun 2011 akan dilaksanakan pada pertengahan bulan januari, mengenai acara Semipro diadakan pada pertengahan tahun, bersamaan dengan liburan sekolah. Selain Semipro, juga ada event Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) tingkat SD se-Jatim, Gelar lomba seni se-Kota Pesisir Jatim, Pameran produk kota-kota se-Jatim dan propinsi lainnya, dan tak kalah menariknya Gelar Pawai Budaya. “ mohon dipersiapkan betul event Semipro 2011, agar lebih baik dari tahun sebelumnya” tegas H. M. Buchori. Selanjutnya dilanjutkan pemukulan gong tanda dibukanya MPS2, dan dilaunchingnya Semipro tahun 2011 serta pelepasan burung berkicau.
 
MPS2 kali ini, sesuai data yang dihimpun oleh tim dari Bappeda, modal yang disediakan oleh 200 peserta adalah sebesar Rp. 534.206.000, yang menyerap tenaga kerja sebanyak 1.384 tenaga kerja. Omzet yang didapat sebesar Rp. 242.538.000,-
 
MPS2 tahun 2010 telah berlangsung selama 4 periode. Sesuai data yang dihimpun oleh Bappeda Kota Probolinggo, perputaran ekonomi selama event ini digelar, didapat angka yang cukup signifikan. Omzet yang dihasilkan sebesar Rp. 861.583.850,- dengan rincian Semipro I menghasilkan omzet Rp. 112.775.200, Semipro II menghasilkan omzet Rp. 297.798.000, Semipro III menghasilkan omzet Rp. 208.472.650, dan Semipro IV menghasilkan omzet Rp. 242.538.000.

SEMIPRO TAHUN 2011

SEMIPRO TAHUN 2011
Tanggal 26 Juni 2011 - 02 Juli 2011



Demi suksesnya acara SEMIPRO (Seminggu Di Kota Probolinggo) yang akan diselenggarakan (25/6) sampai dengan (2/7), maka BAPPEDA Kota Probolinggo mengadakan Rapat SEMIPRO (15/4) di Ruang Rapat BAPPEDA lantai 2.
 
Selain BAPPEDA, rapat diikuti oleh 26 orang peserta, diantaranya, masing – masing SKPD, Forum kota sehat, dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) Kota Probolinggo.
 
Rapat dibuka oleh Sekretaris BAPPEDA, Heri Astuti, kemudian dilanjutkan dengan mengevaluasi kegiatan – kegiatan yang akan ditampilkan untuk mengisi SEMIPRO, waktu dan tempat pelaksanaan.
 
Sebelum menginjak ke inti pokok pembahasan, Hari Astuti menjelaskan tentang pembagian tugas kepanitianan SEMIPRO tahun 2011, sebagai berikut, selain Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum, koordinasi dibagi menjadi empat ketua dengan bidang tugasnya, yaitu, Ketua 1, Agus Subagiono, tugas yang dibidangi, kolaborasi busana batik dan keamanan, Ketua 2, Matalil, bertugas, bidang, pameran, protex, UKM dan produk unggulan, Humas, publikasi, dokumentasi dan sponsor, untuk Ketua 3, Setyo Utomo, meliputi bidang, wisata bahari, pantai dan kesehatan, terus yang terakhir, ketua 4, Budi Krisyanto, bertugas membidangi, Kancaba (Pekan Perencanaan Pembangunan), wisata agro, lomba – lomba dan pertunjukan seni dan budaya.
 
Kemudian Heri Astuti menambahkan, “Bapak dan ibu sekalian, kalau ada kegiatan yang akan ditampilkan ke SEMIPRO tahun 2011 belum tercover di ketua 4, pembahasan pada forum sekarang ini, maka bisa mendaftarkan ke ketua 1, 2 atau 3, dengan cara mendaftarkan kegiatan – kegiatan  ke Sekretariat Dinas Pemuda Olah Raga Budaya dan Pariwisata, tepatnya di jalan Soekarno Hatta No. 273 dengan No. telp. (0335) 432656”, tambah Sekretaris BAPPEDA, Heri Astuti.
 
Melengkapi evalausi, Imam suliono mengkroscek dari jadwal SEMIPRO yang sudah dibagikan pada pertunjukan seni dan budaya, “Pada point special event harus dirubah menjadi multi event, karena pemakaian kata special event kesannya terlalu spesifik, beda dengan multi event, yang bisa mencakup banyak kegiatan, dalam arti, semua  kegiatan bisa dimasukan dalam istilah ini”, tegas Imam Suliono, LSM Wamor.
 
Mempertegas kembali tentang seni dan budaya, Penny Priono, Seniman Tari Kota Probolinggo menghimbau, “Saya telah ditugasi untuk membantu dalam suksesnya SEMIPRO dalam bidang pertunjukan seni dan budaya, dengan begitu saya mohon semuanya untuk memahami betul arti dan maksud SEMIPRO, bukan hanya bisa menampilkan pertunjukan tapi tidak bisa memberikan makna yang lebih atas pertunjukan tersebut, contoh jaran bodag, apa yang dimaksud seni jaran bodag, mendengar kata itu, kita bukan hanya bisa merekrut pemain yang tidak paham akan setiap gerakan atau bermain asal – asalan saja, sehingga dampak yang diperoleh, hasil tampilan yang tidak indah”, tutur Seniman terkenal di Kota Probolinggo, Penny Priono.
 
Menginjak akhir rapat, Kepala BAPPEDA memasuki ruangan, yang selesai menerima tamu dari JPIP (The Jawa Pos Institut Of Pro Otonomi), menutup rapat dengan berkata – kata pendek, “Tolong setelah mengikuti rapat ini, supaya hasil rapat disampaikan ke pimpinan masing – masing, dengan begitu tidak terjadi miss komunikasi, alhasil kesinambungan tetap terjaga, jangan enggan untuk sumbang saran, karena harapan kita semua, bagaimana SEMIPRO ini bisa berhasil efektif dan memberikan dampak yang baik untuk masyarakat Kota Probolinggo”, pungkas Budi Krisyanto.

Thursday

Musium Probolinggo

 PROBOLINGGO - Rencana pendirian Museum dan Pusat Kebudayaan
Probolinggo di kota 
ini disambut baik oleh sejumlah seniman. Sebab, dengan begitu, semua kegiatan
budaya dan puncak-puncak kesenian yang dimiliki oleh Kota Probolinggo dapat
lestari dan menarik wisatawan.

Pendirian Museum dan Pusat Kebudayaan Probolinggo itu sekarang tengah dirintis
oleh Pemkot Probolinggo bekerja sama dengan lembaga bernama BIAS (British
Indonesia Artists' Society) yang ada di Bringhton, Inggris. Dijadwalkan, pada
2009 sudah mulai ada tahapan-tahapan untuk merealisasikannya.

Seniman lukis Kota Probolinggo Djoko Sudarto pun menyambut gembira rencana ini.
"Alhamdulillah. Dengan begitu semua seniman yang ada di kota bisa punya ruang
untuk mengadakan pameran atau kegiatan. Kalau ada museum dan pusat kebudayaan,
dapat memudahkan seniman-seniman muda yang cenderung malas mengurus
administrasi," ujarnya kemarin.

Tidak hanya itu, kata Joko, inovasi pendirian museum juga dapat memberikan
pengetahuan mengenai sejarah kota Probolinggo agar tidak ngambang lagi. "Karena
sejarah kota Probolinggo ini sudah hampir terlupakan. Bagi saya, memiliki
museum adalah hal yang positif," katanya.

Paling tidak, tambah dia, kota Probolinggo harus mempunyai gedung dan wadah
untuk kegiatan kelompok-kelompok para seniman. Sehingga di lokasi itulah semua
kebudayaan khas kota Probolinggo dipusatkan di museum tersebut.

Joko berharap, koleksi di museum seharusnya punya nilai budaya tinggi. Ia
mengharapkan, minimal ada arca yang sebelumnya dipasang di depan markas Kodim
0820 Probolinggo. "Dulu, pada tahun1974 disana ada reco-nya. Tetapi sekarang
sudah tidak ada, entah siapa yang mencuri," imbuhnya.

Terwujudnya museum dan pusat kebudayaan juga disebut-sebut Joko sebagai pemicu
semangat generasi mudah dalam berkiprah. Guna mendukung berdirinya museum,
pemerintah harus berkomitmen dan punya anggaran khusus.

"Nantinya pelaku seni yang ingin memakai gedung, semoga izinnya tidak
dipersulit. Biarlah seniman-seniman di sini bisa memanfaatkan modal kreasi di
kotanya sendiri daripada di kota lain. Soal lokasinya, saya setuju juga di
Panti Budaya (Jl Suroyo) karena di sana itu peninggalan Belanda," pungkas Joko.

Sementara itu, seniman tari dari sanggar Bayu Kencana Peni Priyono justru
mendorong agar pemkot proaktif dalam rencana pembuatan museum tersebut. "Untuk
sisi kebudayaan kota Probolinggo, museum sangat diperlukan. Kalau tidak ingin
ketinggalan, ya kita harus punya," jawabnya.

Bagi Peni, sekecil apapun kota ini, tetap harus punya tempat pusat kebudayaan.
"Jangan hanya dilihat dari segi ekonominya saja. Tetapi lebih menguntungkan
dari segi wisata, penelitian dan pembelajaran. Jadi, saya rasa ini hal yang
sangat penting memang. Toh, untuk perpustakaan umum sudah ada. Tinggal
museumnya," katanya kepada Radar Bromo.

Digambarkan olehnya, di dalam museum itu bakal menyimpan benda-benda adat
seperti busana dan senjata. Di musem tersebut juga sebagai tempat penelitian
dan lokasi pembelajaran sejarah masa lalu kota Probolinggo.

"Perlu diingat juga, museum tidak sekedar untuk menyimpan tetapi juga sebagai
tempat melestarikan budaya yang pernah ada di kota Probolinggo dan sekitarnya.
Atau bahkan budaya milik bangsa Indonesia," pungkasnya. (fa)

KEBUN BINATANG PROBOLINGGO

Taman Wisata Studi Lingkungan yang dimiliki kota Probolinggo dan pengelolaannya berada dibawah naungan Pemerintah Kota Probolinggo sudah berdiri lebih dari 3 tahun yang lalu, tetapi kebanyakan masyarakat Probolinggo lebih akrab menyebut “Kebun Binatang Probolinggo” daripada menyebut Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL), hal ini dikarenakan memang isi dari TWSL itu sendiri merupakan sebuah kebun binatang kecil dan tentu saja dengan taman kotanya yang dibuat serindang mungkin, walaupun akhirnya upaya membuat rindang itu menyita banyak space lahan (khususnya jalan setapak dari paving yang banyak batang pohon mahoni, red) karena pepohonan perindang yang ditanam merupakan jenis mahoni dan pohon-pohon yang daunnya notabene tidak terlalu rindang. Bisa dibandingkan dengan KBS, Kebun Binatang Surabaya, yang teduh rindang tetapi space untuk berjalan (khususnya anak kecil, red) tidak terhalang oleh batang pohon, karena pohon yang ditanam merupakan jenis tanaman rindang yang hanya membutuhkan satu batang untuk menaungi beberapa ratus meter persegi.


 
Anda mungkin tertarik untuk datang dan mengunjungi kebun binatang kota Probolinggo?…ups..TWSL kota Probolinggo?.  Sekedar melepas penat dan menyenangkan anak-anak kita yang pengen melihat satwa dan aneka permainan khas anak-anak, mungkin ini solusi wisata murah meriah yang ada dikota Probolinggo. Dengan hanya membayar Rp. 2.000,- untuk dewasa dan Rp. 1.000,- untuk anak-anak diatas 2 tahun, anda dan anak-anak akan mendapatkan beberapa keuntungan sekaligus.